Inspirasi Konstruksi - Proses Konstruksi
Jangan Lupakan Untuk Menyelimuti Beton Agar Rumah Aman
Meskipun beberapa bagian konstruksi telah berganti menjadi besi dan baja ringan, namun beton dan tulangan masih menjadi bagian dasar yang masih tidak bisa tergantikan. Pekerjaan pembetonan masih sangat diperlukan untuk pembuatan fondasi dan sloof yang akan menahan beban keseluruhan bangunan.
Maka dari itu, penting untuk melakukan perhitungan yang benar untuk menghasilkan hasil pembetonan yang berkualitas. Bukan hanya seputar luasan sloof dan jarak sengkang, melainkan juga seberapa tebal selimut beton yang akan dipasang.
Selimut beton merupakan istilah yang menggambarkan untuk menggambarkan tebal beton yang digunakan pada pekerjaan pembetonan. Pengukuran ketebalan ini dihitung dari bagian terluar tulangan hingga bagian terluar dari beton. Artikel kali ini akan membahas lebih jauh seputar selimut beton ini sebagai bahan referensi kalian.
Untuk pekerjaan pembetonan, selimut beton menjadi faktor yang sangat harus diperhatikan mulai dari saat perencanaan hingga eksekusi di lapangan. Hal itu menjadi sangat berkaitan karena selimut beton sangat mempengaruhi daya tahan struktur, tingkat keawetan, sampai keamanan suatu bangunan.
Proses pembuatan beton tidak hanya mengandalkan material alam saja, tetapi juga material besi tulangan yang berfungsi untuk menahan beban horizontal dari bangunan. Sayangnya karena merupakan material baja, korosi atau karat menjadi kekhawatiran utama yang tidak dapat terelakkan. Untuk itu keberadaan selimut beton menjadi amat sangat diperlukan.
Secara sederhana, selimut beton dapat juga diartikan sebagai pelindung baja tulangan. Perlindungan dilakukan agar baja tulangan tidak mudah berkarat, karena jika ditemukan perkaratan pada baja tulangan maka akan menyebabkan dampak yang besar terhadap bangunan.
Perkaratan akan menyebabkan kenaikan volume baja. Kenaikan volume tersebut akan menyebabkan terjadinya keretakan, spalling atau bagian permukaan beton yang terlepas, hingga delaminasi beton yang sangat tidak diharapkan.
Tidak hanya melindungi baja tulangan dari risiko berkarat, selimut beton ternyata juga dapat melindungi bangunan dari ancaman kebakaran. Hal ini terjadi karena ketebalan yang digunakan untuk selimut beton akan sangat berpengaruh terhadap ketahanan bangunan terhadap api. Ketika beton menerima panas yang terlalu tinggi, lama kelamaan selimut beton akan terkelupas dari tulangan.
Peraturan terkait selimut beton ini bahkan juga diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 2019. Bahkan pasal tentang selimut beton sendiri tidak hanya disebutkan dalam satu pasal. Setidaknya ada kurang lebih 2 pasal dari SNI 2019 yang turut mengatur tentang ketebalan selimut beton yang sesuai dengan jenis posisi bangunan dan ketahanan terhadap kebakaran. Dari data tersebut, setidaknya tebal selimut beton yang ideal adalah sebesar 10 hingga 75 mm tergantung penggunaan.
Ternyata bukan hanya tidur yang menggunakan selimut agar nyenyak, beton juga membutuhkan selimut agar bangunan tetap aman.
Inspirasi Konstruksi - Proses Konstruksi
Jangan Lupakan Untuk Menyelimuti Beton Agar Rumah Aman
Meskipun beberapa bagian konstruksi telah berganti menjadi besi dan baja ringan, namun beton dan tulangan masih menjadi bagian dasar yang masih tidak bisa tergantikan. Pekerjaan pembetonan masih sangat diperlukan untuk pembuatan fondasi dan sloof yang akan menahan beban keseluruhan bangunan.
Maka dari itu, penting untuk melakukan perhitungan yang benar untuk menghasilkan hasil pembetonan yang berkualitas. Bukan hanya seputar luasan sloof dan jarak sengkang, melainkan juga seberapa tebal selimut beton yang akan dipasang.
Selimut beton merupakan istilah yang menggambarkan untuk menggambarkan tebal beton yang digunakan pada pekerjaan pembetonan. Pengukuran ketebalan ini dihitung dari bagian terluar tulangan hingga bagian terluar dari beton. Artikel kali ini akan membahas lebih jauh seputar selimut beton ini sebagai bahan referensi kalian.
Untuk pekerjaan pembetonan, selimut beton menjadi faktor yang sangat harus diperhatikan mulai dari saat perencanaan hingga eksekusi di lapangan. Hal itu menjadi sangat berkaitan karena selimut beton sangat mempengaruhi daya tahan struktur, tingkat keawetan, sampai keamanan suatu bangunan.
Proses pembuatan beton tidak hanya mengandalkan material alam saja, tetapi juga material besi tulangan yang berfungsi untuk menahan beban horizontal dari bangunan. Sayangnya karena merupakan material baja, korosi atau karat menjadi kekhawatiran utama yang tidak dapat terelakkan. Untuk itu keberadaan selimut beton menjadi amat sangat diperlukan.
Secara sederhana, selimut beton dapat juga diartikan sebagai pelindung baja tulangan. Perlindungan dilakukan agar baja tulangan tidak mudah berkarat, karena jika ditemukan perkaratan pada baja tulangan maka akan menyebabkan dampak yang besar terhadap bangunan.
Perkaratan akan menyebabkan kenaikan volume baja. Kenaikan volume tersebut akan menyebabkan terjadinya keretakan, spalling atau bagian permukaan beton yang terlepas, hingga delaminasi beton yang sangat tidak diharapkan.
Tidak hanya melindungi baja tulangan dari risiko berkarat, selimut beton ternyata juga dapat melindungi bangunan dari ancaman kebakaran. Hal ini terjadi karena ketebalan yang digunakan untuk selimut beton akan sangat berpengaruh terhadap ketahanan bangunan terhadap api. Ketika beton menerima panas yang terlalu tinggi, lama kelamaan selimut beton akan terkelupas dari tulangan.
Peraturan terkait selimut beton ini bahkan juga diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 2019. Bahkan pasal tentang selimut beton sendiri tidak hanya disebutkan dalam satu pasal. Setidaknya ada kurang lebih 2 pasal dari SNI 2019 yang turut mengatur tentang ketebalan selimut beton yang sesuai dengan jenis posisi bangunan dan ketahanan terhadap kebakaran. Dari data tersebut, setidaknya tebal selimut beton yang ideal adalah sebesar 10 hingga 75 mm tergantung penggunaan.
Ternyata bukan hanya tidur yang menggunakan selimut agar nyenyak, beton juga membutuhkan selimut agar bangunan tetap aman.