Inspirasi Konstruksi - Proses Konstruksi
Ini Dia Pentingnya Proses Curing Saat Pembuatan Beton
Setelah pengecoran selesai, beton memasuki tahap finishing. Pada tahap ini, beton perlahan mengeras dan menjadi padat. Namun, bukan berarti pengerjaan beton selesai begitu saja.
Justru fase ini sangat krusial untuk menentukan mutu dan kekuatan komprehensif dari suatu beton. Oleh karena itu, pada tahap ini beton memerlukan perawatan khusus agar mencapai kualitas yang diinginkan. Proses ini sering disebut sebagai curing beton.
Pada artikel ini, masterumah.id ingin mengajakmu mengenal lebih jauh tentang proses curing beton. Simak yuk!
Curing beton merupakan proses menjaga kelembapan dan temperatur beton untuk mendorong terjadinya hidrasi pada fase awal setelah campuran beton dituangkan. Hidrasi sendiri adalah reaksi kimia antara semen dan air yang berkontribusi besar pada pengerasan dan pemadatan beton itu sendiri. Beberapa faktor yang memengaruhi proses ini antara lain temperatur awal beton (10°C – 25°C), temperatur udara di sekitar, dimensi beton, dan juga campuran beton.
American Concrete Institute (ACI) merekomendasikan proses curing beton dilakukan setelah beton dituangkan hingga beton dapat mencapai 70% kekuatan maksimalnya. Angka 70% setidaknya dicapai dalam 7 hari dengan proses curing yang benar. Namun, hasil yang sama dapat dicapai lebih cepat apabila proses curing dilakukan pada temperatur tinggi maupun menambahkan admixture atau “obat cor beton” pada campurannya
Melalui proses curing, beton diharapkan mencapai kekuatan maksimal dalam waktu singkat. Proses curing juga berguna untuk mencegah timbulnya retak pada saat beton mengering. Dan juga, hasil akhir beton lebih kedap air dan tahan terhadap perubahan cuaca ekstrem.
Terdapat tiga metode utama untuk melakukan curing beton. Beberapa metode juga dapat dikombinasikan agar proses curing lebih optimal.
Menjaga kadar air pada beton merupakan salah satu kunci agar proses curing berhasil. Selain itu, metode ini dilakukan untuk menjaga keseragaman temperatur pada beton. Beberapa cara yang sering dilakukan yakni menyiram, merendam, dan menutup permukaan beton dengan kain basah.
Metode selanjutnya yaitu mencegah hilangnya kelembapan pada beton akibat panas dan angin. Biasanya untuk mencegah evaporasi permukaan beton ditutup menggunakan material yang kedap air seperti plastik atau membran khusus. Saat menerapkan metode ini, beton harus cukup keras guna mencegah kerusakan pada permukaannya.
Terakhir yaitu meningkatkan temperatur beton guna mendapatkan temperatur ideal dan mempercepat proses curing. Metode ini digunakan pada wilayah-wilayah dengan temperatur rendah atau di bawah 0°C. Untuk meningkatkan temperatur beton digunakanlah alat-alat khusus seperti mesin steam dan heating coil yang ditanam pada beton.
Itu tadi pembahasan seputar curing beton. Semoga dapat menjadi inspirasi dan wawasan baru. Nantikan juga ulasan menarik seputar rumah lainnya hanya di masterumah.id!
Inspirasi Konstruksi - Proses Konstruksi
Ini Dia Pentingnya Proses Curing Saat Pembuatan Beton
Setelah pengecoran selesai, beton memasuki tahap finishing. Pada tahap ini, beton perlahan mengeras dan menjadi padat. Namun, bukan berarti pengerjaan beton selesai begitu saja.
Justru fase ini sangat krusial untuk menentukan mutu dan kekuatan komprehensif dari suatu beton. Oleh karena itu, pada tahap ini beton memerlukan perawatan khusus agar mencapai kualitas yang diinginkan. Proses ini sering disebut sebagai curing beton.
Pada artikel ini, masterumah.id ingin mengajakmu mengenal lebih jauh tentang proses curing beton. Simak yuk!
Curing beton merupakan proses menjaga kelembapan dan temperatur beton untuk mendorong terjadinya hidrasi pada fase awal setelah campuran beton dituangkan. Hidrasi sendiri adalah reaksi kimia antara semen dan air yang berkontribusi besar pada pengerasan dan pemadatan beton itu sendiri. Beberapa faktor yang memengaruhi proses ini antara lain temperatur awal beton (10°C – 25°C), temperatur udara di sekitar, dimensi beton, dan juga campuran beton.
American Concrete Institute (ACI) merekomendasikan proses curing beton dilakukan setelah beton dituangkan hingga beton dapat mencapai 70% kekuatan maksimalnya. Angka 70% setidaknya dicapai dalam 7 hari dengan proses curing yang benar. Namun, hasil yang sama dapat dicapai lebih cepat apabila proses curing dilakukan pada temperatur tinggi maupun menambahkan admixture atau “obat cor beton” pada campurannya
Melalui proses curing, beton diharapkan mencapai kekuatan maksimal dalam waktu singkat. Proses curing juga berguna untuk mencegah timbulnya retak pada saat beton mengering. Dan juga, hasil akhir beton lebih kedap air dan tahan terhadap perubahan cuaca ekstrem.
Terdapat tiga metode utama untuk melakukan curing beton. Beberapa metode juga dapat dikombinasikan agar proses curing lebih optimal.
Menjaga kadar air pada beton merupakan salah satu kunci agar proses curing berhasil. Selain itu, metode ini dilakukan untuk menjaga keseragaman temperatur pada beton. Beberapa cara yang sering dilakukan yakni menyiram, merendam, dan menutup permukaan beton dengan kain basah.
Metode selanjutnya yaitu mencegah hilangnya kelembapan pada beton akibat panas dan angin. Biasanya untuk mencegah evaporasi permukaan beton ditutup menggunakan material yang kedap air seperti plastik atau membran khusus. Saat menerapkan metode ini, beton harus cukup keras guna mencegah kerusakan pada permukaannya.
Terakhir yaitu meningkatkan temperatur beton guna mendapatkan temperatur ideal dan mempercepat proses curing. Metode ini digunakan pada wilayah-wilayah dengan temperatur rendah atau di bawah 0°C. Untuk meningkatkan temperatur beton digunakanlah alat-alat khusus seperti mesin steam dan heating coil yang ditanam pada beton.
Itu tadi pembahasan seputar curing beton. Semoga dapat menjadi inspirasi dan wawasan baru. Nantikan juga ulasan menarik seputar rumah lainnya hanya di masterumah.id!