Klasifikasi Kapur Yang Sering Digunakan Untuk Perkuatan Bangunan
Indonesia adalah negara yang kaya akan mineral yang penting bagi kehidupan. Dari sekian banyak mineral tersebut, kalsium termasuk di dalamnya.
Kalsium merupakan mineral yang berfungsi sebagai perkuatan. Bukan hanya tulang, bahkan kalsium juga bisa menguatkan bangunan. Mineral kalsium yang banyak digunakan sebagai material bangunan tersebut dapat ditemukan dalam bentuk batuan kapur. Maka tak heran jika material yang disebut juga sebagai gamping ini menjadi material yang cukup banyak dicari.
Pemanfaatan batuan yang termasuk batuan sedimen untuk perkuatan bangunan sendiri dapat dilakukan secara langsung atau melalui proses pengolahan tertentu. Artikel berikut akan mengajak kalian lebih mengenal jenis-jenis batuan kapur yang banyak digunakan untuk penguat kosntruksi.
Kapur kaustik atau juga disebut sebagai quick lime merupakan contoh jenis kapur yang melalui proses tertentu sebelum dapat digunakan. Dari material kapur murni, kapur quick lime ini selanjutnya akan mengalami proses kristalisasi dengan cara dibakar hingga kemerahan. Proses pembakaran ini membuat kapur memiliki afinitas terhadap kelembaban yang cukup tinggi.
Kapur mati ini merupakan turunan pertama dari kapur cepat. Penyebutan turunan pertama tersebut didapatkan karena proses pembuatan kapur mati yang dibuat dengan membasahi kapur kaustik. Maka tidak heran jika kapur ini memiliki nama lain sebagai kapur hidrat.
Kegemukan yang dialami kapur ini terjadi karena banyaknya jumlah kalsium yang terkandung di dalamnya. Kapur gemuk ini merupakan kapur putih dengan kemampuan peningkatan volume hingga 2 kali lebih dari cepat dari kapur kaustik. Kapur inilah yang sering menjadi bahan plester, pewarna hingga pelapis dinding.
Eksistensi batu kapur pada dunia konstruksi tidak semata-mata berhenti sebagai material perkuatan. Karena turunan selanjutnya dari proses endapan batu kapur juga menghasilkan batuan yang indah yang diberi nama marmer.
Klasifikasi Kapur Yang Sering Digunakan Untuk Perkuatan Bangunan
Indonesia adalah negara yang kaya akan mineral yang penting bagi kehidupan. Dari sekian banyak mineral tersebut, kalsium termasuk di dalamnya.
Kalsium merupakan mineral yang berfungsi sebagai perkuatan. Bukan hanya tulang, bahkan kalsium juga bisa menguatkan bangunan. Mineral kalsium yang banyak digunakan sebagai material bangunan tersebut dapat ditemukan dalam bentuk batuan kapur. Maka tak heran jika material yang disebut juga sebagai gamping ini menjadi material yang cukup banyak dicari.
Pemanfaatan batuan yang termasuk batuan sedimen untuk perkuatan bangunan sendiri dapat dilakukan secara langsung atau melalui proses pengolahan tertentu. Artikel berikut akan mengajak kalian lebih mengenal jenis-jenis batuan kapur yang banyak digunakan untuk penguat kosntruksi.
Kapur kaustik atau juga disebut sebagai quick lime merupakan contoh jenis kapur yang melalui proses tertentu sebelum dapat digunakan. Dari material kapur murni, kapur quick lime ini selanjutnya akan mengalami proses kristalisasi dengan cara dibakar hingga kemerahan. Proses pembakaran ini membuat kapur memiliki afinitas terhadap kelembaban yang cukup tinggi.
Kapur mati ini merupakan turunan pertama dari kapur cepat. Penyebutan turunan pertama tersebut didapatkan karena proses pembuatan kapur mati yang dibuat dengan membasahi kapur kaustik. Maka tidak heran jika kapur ini memiliki nama lain sebagai kapur hidrat.
Kegemukan yang dialami kapur ini terjadi karena banyaknya jumlah kalsium yang terkandung di dalamnya. Kapur gemuk ini merupakan kapur putih dengan kemampuan peningkatan volume hingga 2 kali lebih dari cepat dari kapur kaustik. Kapur inilah yang sering menjadi bahan plester, pewarna hingga pelapis dinding.
Eksistensi batu kapur pada dunia konstruksi tidak semata-mata berhenti sebagai material perkuatan. Karena turunan selanjutnya dari proses endapan batu kapur juga menghasilkan batuan yang indah yang diberi nama marmer.