Inspirasi Konstruksi - Proses Konstruksi
Jenis Retaining Wall Untuk Membantu Menahan Longsor
Puncak musim hujan pasti akan memiliki curah hujan yang tinggi. Dalam kondisi ini bencana banjir dan longsor menjadi sesuatu yang akan sangat menghantui terutama bagi rumah-rumah di lahan yang landai.
Untuk itu sebelum hal buruk terjadi perlu dilakukan antisipasi. Pembuatan retaining wall atau tembok penahan adalah bentuk antisipasi yang bisa dilakukan. Retaining wall merupakan konstruksi yang memang dibuat untuk mencegah longsor akibat tanah yang miring dan memiliki risiko besar untuk runtuh.
Retaining wall memiliki beberapa konstruksi tergantung dari kondisi tanah yang ingin ditahan. Kali ini masterumah.id akan menjelaskan tentang beberapa jenis konstruksi retaining wall sesuai kondisi tanahnya.
Retaining wall jenis ini akan mudah ditemui pada tanah tebing. Retaining wall jenis ini menggunakan dinding dengan telapak memanjang sebagai landasan jepit strukturnya. Prinsip kerja retaining wall kantilever adalah dengan mengandalkan daya jepit pada bagian telapaknya untuk mempertahankan posisi dinding agar tidak bergeser.
Retaining wall gravitasi memanfaatkan beban dari konstruksinya untuk menahan pergerakan tanah dari atas. Retaining wall gravitasi ini terbuat dari batu dan tulangan beton. Untuk pengaplikasiannya, retaining wall gravitasi ini banyak diaplikasikan di struktur tanah yang landai hingga terjal.
Gabion sendiri merupakan balok berongga yang terbuat dari kawat yang biasanya diisi batu belah dengan susunan vertikal. Tembok penahan gabion atau beronjong ini tidak hanya digunakan untuk menahan tanah tetapi juga air. Beronjong juga berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi resapan air ke dalam tanah.
Dinding diafragma atau diaphragm wall merupakan jenis konstruksi yang umum digunakan untuk membendung area di bawah tanah seperti basemen. Dinding diafragma sendiri terbuat dari rangkaian beton bertulang yang dicor secara modular. Biasanya dinding diafragma ini juga akan dikombinasikan dengan angkur guna menambah daya dukung terhadap tekanan aktif lateral serta sebagai dewatering dan cut off dewatering.
Bencana memang tidak dapat diprediksi tetapi setidaknya bencana dapat diantisipasi agar tidak terlalu banyak kerugian yang terjadi. Dapatkan informasi menarik lainnya seputar hunian dan penghuninya hanya di masterumah.id dan selamat mencoba!
Inspirasi Konstruksi - Proses Konstruksi
Jenis Retaining Wall Untuk Membantu Menahan Longsor
Puncak musim hujan pasti akan memiliki curah hujan yang tinggi. Dalam kondisi ini bencana banjir dan longsor menjadi sesuatu yang akan sangat menghantui terutama bagi rumah-rumah di lahan yang landai.
Untuk itu sebelum hal buruk terjadi perlu dilakukan antisipasi. Pembuatan retaining wall atau tembok penahan adalah bentuk antisipasi yang bisa dilakukan. Retaining wall merupakan konstruksi yang memang dibuat untuk mencegah longsor akibat tanah yang miring dan memiliki risiko besar untuk runtuh.
Retaining wall memiliki beberapa konstruksi tergantung dari kondisi tanah yang ingin ditahan. Kali ini masterumah.id akan menjelaskan tentang beberapa jenis konstruksi retaining wall sesuai kondisi tanahnya.
Retaining wall jenis ini akan mudah ditemui pada tanah tebing. Retaining wall jenis ini menggunakan dinding dengan telapak memanjang sebagai landasan jepit strukturnya. Prinsip kerja retaining wall kantilever adalah dengan mengandalkan daya jepit pada bagian telapaknya untuk mempertahankan posisi dinding agar tidak bergeser.
Retaining wall gravitasi memanfaatkan beban dari konstruksinya untuk menahan pergerakan tanah dari atas. Retaining wall gravitasi ini terbuat dari batu dan tulangan beton. Untuk pengaplikasiannya, retaining wall gravitasi ini banyak diaplikasikan di struktur tanah yang landai hingga terjal.
Gabion sendiri merupakan balok berongga yang terbuat dari kawat yang biasanya diisi batu belah dengan susunan vertikal. Tembok penahan gabion atau beronjong ini tidak hanya digunakan untuk menahan tanah tetapi juga air. Beronjong juga berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi resapan air ke dalam tanah.
Dinding diafragma atau diaphragm wall merupakan jenis konstruksi yang umum digunakan untuk membendung area di bawah tanah seperti basemen. Dinding diafragma sendiri terbuat dari rangkaian beton bertulang yang dicor secara modular. Biasanya dinding diafragma ini juga akan dikombinasikan dengan angkur guna menambah daya dukung terhadap tekanan aktif lateral serta sebagai dewatering dan cut off dewatering.
Bencana memang tidak dapat diprediksi tetapi setidaknya bencana dapat diantisipasi agar tidak terlalu banyak kerugian yang terjadi. Dapatkan informasi menarik lainnya seputar hunian dan penghuninya hanya di masterumah.id dan selamat mencoba!