Inspirasi Konstruksi - Material Bangun
Mitos VS Fakta Seputar Bata Hebel
Sebagai negara yang kaya akan budaya, Indonesia memiliki beberapa mitos yang bahkan masih dipercaya hingga saat ini. Bahkan mitos yang berkembang tersebut bukan hanya seputar budaya saja, bahkan hingga hal-hal teknis seperti penggunaan hebel untuk hunian.
Saat awal dikenalkan, banyak mitos tersebar mengenai bata hebel atau bata putih ini. Beberapa mitos tersebut telah masterumah.id rangkum beserta faktanya secara ilmiah.
Penamaan batu bata ringan rupanya memunculkan mitos di masyarakat bahwa bata hebel juga mudah dibongkar sehingga rawan terjadi pencurian. Padahal faktanya, bata hebel merupakan material aerasi yang sulit dibongkar. Lagi pula mau sekuat apa pun rekatan pada dinding, jika pintu dan jendela dibiarkan terbuka begitu saja pencuri juga masih bisa masuk dengan mudah ke dalam rumah.
Anggapan ini muncul akibat pori-pori yang ada bata ringan yang seolah tidak mampu menahan air dengan baik, sehingga air akan lebih mudah merembes masuk ke dalam rumah. Sebenarnya bukan hanya bata putih saja yang memiliki risiko rembesan air. Bata merah pun memiliki risiko besar untuk rembes apabila tidak dilapisi dengan acian. Jadi kunci agar air tidak merembes adalah dari aciannya.
Ketakutan akan rembesan menjadi isu utama yang mengakibatkan munculnya anggapan ini. Untuk mengatasinya, kalian bisa menggunakan lapisan transparan di atas balok sloof untuk menahan air dari kamar mandi.
Rupanya juga masih bayak yang berpikir bahwa bata merah merupakan material bangunan yang mengakibatkan pertambahan panas di dalam rumah. Padahal berdasarkan hasil penelitian ilmiah didapati bahwa, bata ringan memiliki koefisien panas lebih rendah dari bata merah. Hal tersebut berarti bahwa justru bata merahlah yang lebih panas dari bata hebel.
Mitos memang menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, tetapi alangkah lebih baiknya jika menyikapi mitos hanya sebagai bagian dari budaya, sedangkan data ilmiahlah yang tetap harus dijadikan data utama yang dapat dipercaya. Dapatkan informasi menarik lainnya seputar hunian dan penghuninya hanya di masterumah.id dan selamat mencoba!
Inspirasi Konstruksi - Material Bangun
Mitos VS Fakta Seputar Bata Hebel
Sebagai negara yang kaya akan budaya, Indonesia memiliki beberapa mitos yang bahkan masih dipercaya hingga saat ini. Bahkan mitos yang berkembang tersebut bukan hanya seputar budaya saja, bahkan hingga hal-hal teknis seperti penggunaan hebel untuk hunian.
Saat awal dikenalkan, banyak mitos tersebar mengenai bata hebel atau bata putih ini. Beberapa mitos tersebut telah masterumah.id rangkum beserta faktanya secara ilmiah.
Penamaan batu bata ringan rupanya memunculkan mitos di masyarakat bahwa bata hebel juga mudah dibongkar sehingga rawan terjadi pencurian. Padahal faktanya, bata hebel merupakan material aerasi yang sulit dibongkar. Lagi pula mau sekuat apa pun rekatan pada dinding, jika pintu dan jendela dibiarkan terbuka begitu saja pencuri juga masih bisa masuk dengan mudah ke dalam rumah.
Anggapan ini muncul akibat pori-pori yang ada bata ringan yang seolah tidak mampu menahan air dengan baik, sehingga air akan lebih mudah merembes masuk ke dalam rumah. Sebenarnya bukan hanya bata putih saja yang memiliki risiko rembesan air. Bata merah pun memiliki risiko besar untuk rembes apabila tidak dilapisi dengan acian. Jadi kunci agar air tidak merembes adalah dari aciannya.
Ketakutan akan rembesan menjadi isu utama yang mengakibatkan munculnya anggapan ini. Untuk mengatasinya, kalian bisa menggunakan lapisan transparan di atas balok sloof untuk menahan air dari kamar mandi.
Rupanya juga masih bayak yang berpikir bahwa bata merah merupakan material bangunan yang mengakibatkan pertambahan panas di dalam rumah. Padahal berdasarkan hasil penelitian ilmiah didapati bahwa, bata ringan memiliki koefisien panas lebih rendah dari bata merah. Hal tersebut berarti bahwa justru bata merahlah yang lebih panas dari bata hebel.
Mitos memang menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, tetapi alangkah lebih baiknya jika menyikapi mitos hanya sebagai bagian dari budaya, sedangkan data ilmiahlah yang tetap harus dijadikan data utama yang dapat dipercaya. Dapatkan informasi menarik lainnya seputar hunian dan penghuninya hanya di masterumah.id dan selamat mencoba!