Inspirasi Konstruksi - Proses Konstruksi
Pertimbangkan Lagi Untuk Membangun Rumah Di Atas Tanah Sawah
Untuk mencukupi kebutuhan akan hunian, beberapa tahun ke belakang cukup banyak ditemukan fenomena peralihan lahan pertanian menjadi perumahan. Padahal karakter lahan pertanian tidak cukup baik untuk dijadikan perumahan. Bukan tidak mungkin beberapa hal buruh dapat terjadi jika kalian memaksakan untuk tetap menggunakan lahan bekas pertanian untuk dijadikan hunian. Kali ini masterumah.id akan menjelaskan risiko-risiko yang mungkin terjadi jika kalian tetap memilih untuk membangun rumah di bekas lahan pertanian terutama sawah.
Sebelum dijadikan hunian, tanah bekas pertanian seperti sawah dulunya adalah tempat dengan kandungan air yang tinggi. Selain memiliki kandungan air yang tinggi, tanah bekas sawah juga terkenal lembek. Hal tersebut sangat mungkin untuk menjadikan fondasi rumah menjadi kurang kuat.
Kondisi akan semakin diperparah ketika hujan datang. Saat air hujan mulai masuk ke dalam tanah, tanah akan menjadi semakin lembek dan mengakibatkan fondasi mudah bergeser
Fondasi yang mudah bergeser juga akan berdampak pada dinding yang mudah retak. Jika retakan akibat pergeseran fondasi ini tidak segera diselesaikan, kemungkinan untuk bangunan roboh akan semakin besar.
Berubahnya fungsi sawah menjadi hunian, nyatanya tidak serta-merta mengubah ekosistemnya. Karena meskipun hewan-hewan yang dulu tinggal di sawah yang kini telah menjadi rumah kehilangan ekosistem lamanya, mereka hanya perlu untuk membentuk ekosistem baru. Dan bukan tidak mungkin jika mereka akan menjadikan rumah kalian sebagai bagian dari ekosistem yang akan mereka bentuk.
Tetapi bukan tidak mungkin untuk kalian membangun rumah di tanah bekas sawah. Hanya saja memang akan banyak dana kalian keluarkan terutama untuk normalisasi fungsi tanah. Dapatkan informasi menarik lainnya seputar hunian dan penghuninya hanya di masterumah.id dan selamat mencoba!
Inspirasi Konstruksi - Proses Konstruksi
Pertimbangkan Lagi Untuk Membangun Rumah Di Atas Tanah Sawah
Untuk mencukupi kebutuhan akan hunian, beberapa tahun ke belakang cukup banyak ditemukan fenomena peralihan lahan pertanian menjadi perumahan. Padahal karakter lahan pertanian tidak cukup baik untuk dijadikan perumahan. Bukan tidak mungkin beberapa hal buruh dapat terjadi jika kalian memaksakan untuk tetap menggunakan lahan bekas pertanian untuk dijadikan hunian. Kali ini masterumah.id akan menjelaskan risiko-risiko yang mungkin terjadi jika kalian tetap memilih untuk membangun rumah di bekas lahan pertanian terutama sawah.
Sebelum dijadikan hunian, tanah bekas pertanian seperti sawah dulunya adalah tempat dengan kandungan air yang tinggi. Selain memiliki kandungan air yang tinggi, tanah bekas sawah juga terkenal lembek. Hal tersebut sangat mungkin untuk menjadikan fondasi rumah menjadi kurang kuat.
Kondisi akan semakin diperparah ketika hujan datang. Saat air hujan mulai masuk ke dalam tanah, tanah akan menjadi semakin lembek dan mengakibatkan fondasi mudah bergeser
Fondasi yang mudah bergeser juga akan berdampak pada dinding yang mudah retak. Jika retakan akibat pergeseran fondasi ini tidak segera diselesaikan, kemungkinan untuk bangunan roboh akan semakin besar.
Berubahnya fungsi sawah menjadi hunian, nyatanya tidak serta-merta mengubah ekosistemnya. Karena meskipun hewan-hewan yang dulu tinggal di sawah yang kini telah menjadi rumah kehilangan ekosistem lamanya, mereka hanya perlu untuk membentuk ekosistem baru. Dan bukan tidak mungkin jika mereka akan menjadikan rumah kalian sebagai bagian dari ekosistem yang akan mereka bentuk.
Tetapi bukan tidak mungkin untuk kalian membangun rumah di tanah bekas sawah. Hanya saja memang akan banyak dana kalian keluarkan terutama untuk normalisasi fungsi tanah. Dapatkan informasi menarik lainnya seputar hunian dan penghuninya hanya di masterumah.id dan selamat mencoba!