MasterumahID

Following

Followers

article 21 October 2023

MasterumahID

Bukan Proyek Mangkrak, Ini Desain Brutalism yang Kembali Marak

Apa sih yang disebut sebagai bangunan itu? Pertanyaan ini mungkin pernah terbesit di pikiran kita. Sederhananya, bangunan merupakan kombinasi rangka, material pelapis, dan hal-hal mekanis di dalamnya. Tanpa ornamen-ornamen megah sekalipun kita bisa mengenali sebuah bangunan adalah sebuah bangunan.

Filosofi inilah yang diusung oleh desainer-desainer Eropa pada pertengahan abad ke-20 dan menjadi cikal bakal lahirnya aliran brutalism. Saking minimnya, desain brutalism hanya didominasi oleh beton polos tanpa finishing sedikitpun. Karena itulah, tampilan dari desain ini cukup unik bahkan nyentrik seperti bangunan yang jauh dari kata rampung.

Penasaran dengan brutalism? Kali ini, masterumah.id ingin mengajakmu berkenalan dengan desain ini!

1. Apa itu brutalism?

Jika ada satu kata yang pas untuk menggambarkan brutalism tidak lain ialah beton. Istilah brutalism sendiri diambil dari bahasa Perancis yakni béton brut yang berarti beton polos. Keberadaan beton juga sangat dominan pada desain ini, bahkan hampir seluruh bagian bangunan dilapisi beton dengan finishing dan ornamen yang sangat minim.

2. Sejarah brutalism

Brutalism mulai berkembang di Eropa setelah Perang Dunia II, lebih tepatnya di tahun 1950-an hingga 1970-an. Pada awalnya brutalism merupakan teknik yang digunakan untuk membangun ulang wilayah-wilayah yang terdampak perang. Dikarenakan penggunaan beton tanpa finishing dinilai cepat dan efisien. Baru setelahnya, brutalism mulai dilirik sebagai gaya arsitektur modern dengan banyaknya arsitek terkemuka yang membawa aliran béton brut ini ke dalam karya-karya monumentalnya.

3. Bagaimana brutalism hari ini?

Krisis energi di akhir 70-an menandai juga akhir masa kejayaan brutalism. Akan tetapi setelah mengalami mati suri selama beberapa dekade, brutalism kini mulai kembali dilirik. Bukan tanpa alasan desain ini diminati, sebab brutalism dan desain kontemporer memiliki kesamaan dalam banyak aspek. Contohnya kedua desain ini mengusung konsep ultra-minimalism, bentuk-bentuk sederhana, dan mengedapankan aspek fungsional daripada sekedar visual.

Ditambah lagi, saat ini teknologi beton sudah jauh berkembang jika dibandingkan beberapa dekade yang lalu. Beton pun juga sudah mampu diproduksi dengan lebih ramah lingkungan dibandingkan saat era kejayaan brutalism. Maka tidak heran, beberapa orang mulai menghidupkan kembali tren ini dan munculnya aliran-aliran baru seperti eco-brutalism.

Meskipun hanya terdiri dari beton-beton polos, brutalism tidak dipungkiri memiliki keindahannya tersendiri. Bagaimana pendapatmu apa kamu suka atau tidak dengan brutalism? Tulis di komentar ya.

Dan jangan lupa ikuti terus masterumah.id untuk ulasan menarik lainnya!

article 21 October 2023

MasterumahID

Bukan Proyek Mangkrak, Ini Desain Brutalism yang Kembali Marak

Apa sih yang disebut sebagai bangunan itu? Pertanyaan ini mungkin pernah terbesit di pikiran kita. Sederhananya, bangunan merupakan kombinasi rangka, material pelapis, dan hal-hal mekanis di dalamnya. Tanpa ornamen-ornamen megah sekalipun kita bisa mengenali sebuah bangunan adalah sebuah bangunan.

Filosofi inilah yang diusung oleh desainer-desainer Eropa pada pertengahan abad ke-20 dan menjadi cikal bakal lahirnya aliran brutalism. Saking minimnya, desain brutalism hanya didominasi oleh beton polos tanpa finishing sedikitpun. Karena itulah, tampilan dari desain ini cukup unik bahkan nyentrik seperti bangunan yang jauh dari kata rampung.

Penasaran dengan brutalism? Kali ini, masterumah.id ingin mengajakmu berkenalan dengan desain ini!

1. Apa itu brutalism?

Jika ada satu kata yang pas untuk menggambarkan brutalism tidak lain ialah beton. Istilah brutalism sendiri diambil dari bahasa Perancis yakni béton brut yang berarti beton polos. Keberadaan beton juga sangat dominan pada desain ini, bahkan hampir seluruh bagian bangunan dilapisi beton dengan finishing dan ornamen yang sangat minim.

2. Sejarah brutalism

Brutalism mulai berkembang di Eropa setelah Perang Dunia II, lebih tepatnya di tahun 1950-an hingga 1970-an. Pada awalnya brutalism merupakan teknik yang digunakan untuk membangun ulang wilayah-wilayah yang terdampak perang. Dikarenakan penggunaan beton tanpa finishing dinilai cepat dan efisien. Baru setelahnya, brutalism mulai dilirik sebagai gaya arsitektur modern dengan banyaknya arsitek terkemuka yang membawa aliran béton brut ini ke dalam karya-karya monumentalnya.

3. Bagaimana brutalism hari ini?

Krisis energi di akhir 70-an menandai juga akhir masa kejayaan brutalism. Akan tetapi setelah mengalami mati suri selama beberapa dekade, brutalism kini mulai kembali dilirik. Bukan tanpa alasan desain ini diminati, sebab brutalism dan desain kontemporer memiliki kesamaan dalam banyak aspek. Contohnya kedua desain ini mengusung konsep ultra-minimalism, bentuk-bentuk sederhana, dan mengedapankan aspek fungsional daripada sekedar visual.

Ditambah lagi, saat ini teknologi beton sudah jauh berkembang jika dibandingkan beberapa dekade yang lalu. Beton pun juga sudah mampu diproduksi dengan lebih ramah lingkungan dibandingkan saat era kejayaan brutalism. Maka tidak heran, beberapa orang mulai menghidupkan kembali tren ini dan munculnya aliran-aliran baru seperti eco-brutalism.

Meskipun hanya terdiri dari beton-beton polos, brutalism tidak dipungkiri memiliki keindahannya tersendiri. Bagaimana pendapatmu apa kamu suka atau tidak dengan brutalism? Tulis di komentar ya.

Dan jangan lupa ikuti terus masterumah.id untuk ulasan menarik lainnya!