Home Story -
Rumah alam
Rumah dengan atap dan fasad genteng dan nuansa alami
Halo rekan-rekan dan tetangga-tetangga online semua. Di artikel ini saya mau berbagai inspirasi desain yang saya buat. Desain ini terinspirasi dari cerita Kak Aida Widyawati di sayembara Homestory Season 1 kemarin.
Rumah ini disebut oleh Kak Aida sebagai Rumah Alam, karena memang ingin sekali memasukkan unsur alami terlepas lokasi rumahnya yang ada di perumahan. Sesuai keinginan, rumah ini didesain dengan mengalokasikan ruang untuk taman terbuka terlebih dahulu dan menyisakan yang cukup untuk ruang dalam. Maka dari itu bangunan terletak di "tengah" tapak dengan dikelilingi ruang terbuka di sisi depan, samping kanan, dan belakang sehingga udara dan cahaya alami sangat terasa.
Penataan ruang dari Kak Aida sudah sangat oke secara zoning. Di lantai satu ada ruang tamu outdoor, ruang keluarga, dapur, kamar mandi, dan ruang tidur utama. Di lantai dua ada dua kamar anak, kamar mandi sekaligus tempat wudhu, musala, dan taman atap. Akan tetapi ada satu ruang yang saya pindah dari atas ke bawah, yaitu ruang cuci jemur. Hal ini supaya ruang di lantai atas tidak terlalu penuh dan tetap memiliki void yang membuat rumah terasa lapang. Pemindahan ruang cuci jemur ke samping memudahkan membawa cucian serta memberikan tempat jemur yang tidak terlihat.
Kak Aida juga secara spesifik menyebut ingin menggunakan atap dari genteng terakota merah. Dari sini saya coba desain atap yang menyeluruh dan diberikan beberapa lubang untuk taman depan dan taman atas. Adanya unsur genteng ini membuat rumah bisa nyaman karena beradaptasi dengan iklim tropis Indonesia yang memerlukan naungan dari panas dan hujan.
Oh iya, genteng ini nggak hanya di atap lho, di rumah ini genteng saya coba terapkan jadi pagar roster supaya udara bisa mengalir masuk tapi tetap memberikan tambahan privasi. Genteng ini ditata secara vertikal dan horizontal dengan besi as sebagai penguat di lapisan horizontalnya. Selain itu ada juga kerei dari genteng yang dilubangi untuk digantung dengan besi as.
Kesan alami yang diinginkan saya coba terapkan juga lewat tampilan bangunan yang banyak menggunakan yang ekspos tanpa tempelan-tempelan. Untuk area teras saya menggunakan decking kayu. Lalu beberapa dinding taman saya gunakan semen ekspos kamprot pakai Semen Tiga Roda supaya tahan cuaca, bisa jadi tempat tanaman merambat, dan memberikan tampilan yang unik apalagi ketika terkena cahaya matahari. Atap musala yang ditinggikan supaya terasa lega juga fasadnya menggunakan semen ekspos sehingga kontras dengan genteng merah dan menjadi point of interest.
Secara keseluruhan saya sangat suka dengan konsep dari Kak Aida yang meninginkan rumah yang dekat dengan alam untuk dinikmati bersma keluarga. Maka dari itu mengembangkan konsep ini juga merupakan proses yang sangat menyenangkan bagi saya. Semoga Kak Aida juga ikut puas ya dengan desain ini.
Nah, bagaimana menurut teman-teman? Tertarik juga punya rumah seperti rumah ini?
Home Story -
Rumah alam
Rumah dengan atap dan fasad genteng dan nuansa alami
Halo rekan-rekan dan tetangga-tetangga online semua. Di artikel ini saya mau berbagai inspirasi desain yang saya buat. Desain ini terinspirasi dari cerita Kak Aida Widyawati di sayembara Homestory Season 1 kemarin.
Rumah ini disebut oleh Kak Aida sebagai Rumah Alam, karena memang ingin sekali memasukkan unsur alami terlepas lokasi rumahnya yang ada di perumahan. Sesuai keinginan, rumah ini didesain dengan mengalokasikan ruang untuk taman terbuka terlebih dahulu dan menyisakan yang cukup untuk ruang dalam. Maka dari itu bangunan terletak di "tengah" tapak dengan dikelilingi ruang terbuka di sisi depan, samping kanan, dan belakang sehingga udara dan cahaya alami sangat terasa.
Penataan ruang dari Kak Aida sudah sangat oke secara zoning. Di lantai satu ada ruang tamu outdoor, ruang keluarga, dapur, kamar mandi, dan ruang tidur utama. Di lantai dua ada dua kamar anak, kamar mandi sekaligus tempat wudhu, musala, dan taman atap. Akan tetapi ada satu ruang yang saya pindah dari atas ke bawah, yaitu ruang cuci jemur. Hal ini supaya ruang di lantai atas tidak terlalu penuh dan tetap memiliki void yang membuat rumah terasa lapang. Pemindahan ruang cuci jemur ke samping memudahkan membawa cucian serta memberikan tempat jemur yang tidak terlihat.
Kak Aida juga secara spesifik menyebut ingin menggunakan atap dari genteng terakota merah. Dari sini saya coba desain atap yang menyeluruh dan diberikan beberapa lubang untuk taman depan dan taman atas. Adanya unsur genteng ini membuat rumah bisa nyaman karena beradaptasi dengan iklim tropis Indonesia yang memerlukan naungan dari panas dan hujan.
Oh iya, genteng ini nggak hanya di atap lho, di rumah ini genteng saya coba terapkan jadi pagar roster supaya udara bisa mengalir masuk tapi tetap memberikan tambahan privasi. Genteng ini ditata secara vertikal dan horizontal dengan besi as sebagai penguat di lapisan horizontalnya. Selain itu ada juga kerei dari genteng yang dilubangi untuk digantung dengan besi as.
Kesan alami yang diinginkan saya coba terapkan juga lewat tampilan bangunan yang banyak menggunakan yang ekspos tanpa tempelan-tempelan. Untuk area teras saya menggunakan decking kayu. Lalu beberapa dinding taman saya gunakan semen ekspos kamprot pakai Semen Tiga Roda supaya tahan cuaca, bisa jadi tempat tanaman merambat, dan memberikan tampilan yang unik apalagi ketika terkena cahaya matahari. Atap musala yang ditinggikan supaya terasa lega juga fasadnya menggunakan semen ekspos sehingga kontras dengan genteng merah dan menjadi point of interest.
Secara keseluruhan saya sangat suka dengan konsep dari Kak Aida yang meninginkan rumah yang dekat dengan alam untuk dinikmati bersma keluarga. Maka dari itu mengembangkan konsep ini juga merupakan proses yang sangat menyenangkan bagi saya. Semoga Kak Aida juga ikut puas ya dengan desain ini.
Nah, bagaimana menurut teman-teman? Tertarik juga punya rumah seperti rumah ini?