Inspirasi Konstruksi - Desain Arsitektur
Kelemahan Rumah Split-Level yang Perlu Kamu Ketahui
Lahan yang semakin terbatas membuat model rumah yang efisien semakin digemari. Salah satu desain rumah yang saat ini sedang banyak dilirik oleh kaum milenial adalah desain rumah split-level. Desain rumah vertikal ini cukup compact dengan tangga-tangga pendek sebagai penghubung antar lantai.
Desain lantai split-level tersusun saling beririsan satu sama lain, sehingga membuatnya seolah-olah menggantung. Dengan penyusunan lantai sedemikian, rumah yang terlihat seperti dua lantai bisa memiliki tiga bahkan empat lantai di dalamnya.
Meskipun rumah split-level terdengar menjanjikan dan desainnya cukup efisien, terdapat beberapa kelemahan yang perlu kamu pertimbangkan sebelum membangunnya. Pada artikel kali ini, masterumah.id ingin mengulasnya satu per satu, simak yuk!
Berpindah dari satu lantai ke lantai lainnya bisa sangat merepotkan, sebab desain split-level banyak menggunakan tangga pendek sebagai konektor antar lantainya. Mobilitas yang terbatas ini akan terasa ketika kita perlu memindahkan furnitur dan perabotan rumah, yang mana bukan suatu pekerjaan mudah dan pastinya cukup menguras tenaga.
Banyaknya tangga membuat desain split-level kurang disarankan apabila terdapat anggota keluarga yang lanjut usia maupun difabel. Dari segi keamanannya, rumah split-level kurang mendukung sebagai hunian jangka panjang. Jadi jangan lupa pertimbangkan hal tersebut sebelum memutuskan untuk membangun rumah split-level.
Merancang rumah bergaya split-level butuh perhitungan yang matang, sebab secara struktur desain ini cukup berbeda dibandingkan rumah tingkat pada umumnya. Oleh karenanya, jika kamu tertarik membangun rumah bergaya split-level sebaiknya menggunakan jasa arsitek ataupun kontraktor yang terpercaya agar tidak terjadi kegagalan. Karena tingkat kerumitannya itu juga yang menjadikan pembangunan rumah split-level tidak ramah di kantong.
Tidak bisa dipungkiri seiring berjalannya waktu kebutuhan akan ruang pasti akan terus bertambah. Sayangnya jika kamu memiliki rencana renovasi atau remodel rumah di kemudian hari, desain split-level sepertinya bukan pilihan terbaik. Keterbatasan ruang serta desain bangunan menjadi alasan mengapa renovasi sulit dan pastinya mahal untuk dilakukan pada hunian bergaya split-level ini.
Sebaiknya hindari memilih desain split-level jika kamu berencana menjadikannya sebagai investasi jangka panjang. Dikarenakan sulitnya renovasi dan keterbatasannya menjadikan banyak orang enggan membeli properti bergaya split-level, alhasil nilai jualnya tidak terlalu tinggi. Namun investasi jangka pendek seperti menyewakannya sebagai villa mungkin menjadi opsi terbaik, melihat antusiasme milenial terhadap rumah split-level cukup besar.
Meskipun desain split-level sedang tren, sebaiknya pertimbangkan dengan baik sebelum membangunnya agar tidak menyesal di kemudian hari. Ikuti terus masterumah.id untuk ulasan dan tips seputar rumah lainnya, semoga bermanfaat!
Inspirasi Konstruksi - Desain Arsitektur
Kelemahan Rumah Split-Level yang Perlu Kamu Ketahui
Lahan yang semakin terbatas membuat model rumah yang efisien semakin digemari. Salah satu desain rumah yang saat ini sedang banyak dilirik oleh kaum milenial adalah desain rumah split-level. Desain rumah vertikal ini cukup compact dengan tangga-tangga pendek sebagai penghubung antar lantai.
Desain lantai split-level tersusun saling beririsan satu sama lain, sehingga membuatnya seolah-olah menggantung. Dengan penyusunan lantai sedemikian, rumah yang terlihat seperti dua lantai bisa memiliki tiga bahkan empat lantai di dalamnya.
Meskipun rumah split-level terdengar menjanjikan dan desainnya cukup efisien, terdapat beberapa kelemahan yang perlu kamu pertimbangkan sebelum membangunnya. Pada artikel kali ini, masterumah.id ingin mengulasnya satu per satu, simak yuk!
Berpindah dari satu lantai ke lantai lainnya bisa sangat merepotkan, sebab desain split-level banyak menggunakan tangga pendek sebagai konektor antar lantainya. Mobilitas yang terbatas ini akan terasa ketika kita perlu memindahkan furnitur dan perabotan rumah, yang mana bukan suatu pekerjaan mudah dan pastinya cukup menguras tenaga.
Banyaknya tangga membuat desain split-level kurang disarankan apabila terdapat anggota keluarga yang lanjut usia maupun difabel. Dari segi keamanannya, rumah split-level kurang mendukung sebagai hunian jangka panjang. Jadi jangan lupa pertimbangkan hal tersebut sebelum memutuskan untuk membangun rumah split-level.
Merancang rumah bergaya split-level butuh perhitungan yang matang, sebab secara struktur desain ini cukup berbeda dibandingkan rumah tingkat pada umumnya. Oleh karenanya, jika kamu tertarik membangun rumah bergaya split-level sebaiknya menggunakan jasa arsitek ataupun kontraktor yang terpercaya agar tidak terjadi kegagalan. Karena tingkat kerumitannya itu juga yang menjadikan pembangunan rumah split-level tidak ramah di kantong.
Tidak bisa dipungkiri seiring berjalannya waktu kebutuhan akan ruang pasti akan terus bertambah. Sayangnya jika kamu memiliki rencana renovasi atau remodel rumah di kemudian hari, desain split-level sepertinya bukan pilihan terbaik. Keterbatasan ruang serta desain bangunan menjadi alasan mengapa renovasi sulit dan pastinya mahal untuk dilakukan pada hunian bergaya split-level ini.
Sebaiknya hindari memilih desain split-level jika kamu berencana menjadikannya sebagai investasi jangka panjang. Dikarenakan sulitnya renovasi dan keterbatasannya menjadikan banyak orang enggan membeli properti bergaya split-level, alhasil nilai jualnya tidak terlalu tinggi. Namun investasi jangka pendek seperti menyewakannya sebagai villa mungkin menjadi opsi terbaik, melihat antusiasme milenial terhadap rumah split-level cukup besar.
Meskipun desain split-level sedang tren, sebaiknya pertimbangkan dengan baik sebelum membangunnya agar tidak menyesal di kemudian hari. Ikuti terus masterumah.id untuk ulasan dan tips seputar rumah lainnya, semoga bermanfaat!